Pelik tetapi benar

Alhamdulillah. Syukur punya ruang dan peluang yang diberikan oleh Allah s.w.t untuk memaparkan tajuk terbaru, setelah sekian lama lena dan sepi dari ruangan maya ini. InsyaALLAH, moga setiap perkongsian dan entri yang dikongsi daripada saat ini dan seterusnya dapat memberikan pengajaran dan nasihat. InsyaALLAH.

Saya pelik, tetapi inilah hakikat sebenar yang telah berlaku. Saya pelik, ukhuwah yang terjalin ibarat bunga yang mekar di pagi hari layu usai di tengahari. Asbabnya? Cakap belakang, istilah senangnya adalah mengumpat.

Ya, benar, saya sangat pelik dengan situasi yang berlaku. Saya punya seorang teman yang saya kira rapat, berkongsi masalahnya dengan saya. Sahabat ini bicara, mungkin disebabkan dia punya kekurangan di dalam sebahagian perkara, di begitu lancang dan hebat dikutuk di belakangnya.

Lebih pelik lagi, teman itu cukup hebat dalam bermuka. Ketika bersua, senyum lagak si perawi , bicara manis bak madu, muka berseri ibarat sang purnama. Di belakangnya pula, itulah mulut yang membawa bisa dan racun, gigi yang diasah untuk memakan daging saudaranya sendiri!

Saya pelik, tetapi inilah kebenarannya. Kadangkala, dalam sedar atau tidak, mungkin kita telah melakukannya. Segeralah beristighfar sekiranya tersedar. Jauhkanlah diri kita dari sikap dan perangai sebegini, kerna sungguh itulah yang Allah benci. Firmannya:-

"Celakalah bagi pengumpat dan pencela"-Al:Humazah:1

Allah s.w.t mencelakakan mereka yang mengumpat dan mencela. Teorinya cukup senang,

Celaka dari manusia, apa ada?
Celaka dari Allah s.w.t, itulah azab tidak terperi bisanya!

Ini adalah peringatan kepada diri saya dan para sahabat. Moga perkongsian ini dapat memberikan ibrah (pengajaran) kepada kita, agar berhati dalam menitipkan tutur kata kita. Ingatlah, setiap perkataan yang keluar, itulah dogma yang menghiasi hati kita. Akhir kalam, moga kita bisa menjadi insan dan hamba-Nya yang lebih baik. Wallahualam